The Power Of Monggo In Kenogo Village

ANI NUR AFIATI
16540021 . G.7.2019 . 4 years ago

KENONGO adalah desa di kecamatan Jabung kab. Malang, yang bersebelahan dengan kec. Pakis dan juga kec, Tumpang. Desa Kenongo memiliki lahan persawahan dan juga perkebunan yang luas. Mayoritas penduduk desa Kenongo bermata pencaharian sebagai petani, desa Kenongo masih kental dengan adat istiadatnya seperti jaranan, pencak silat, dll. Warga desa Kenongo juga terkenal dengan keahliannya. Dengan itu sebelum saya dan juga anggota kelompok saya melaksanakan KKM di Desa Kenongo, dosen pembimbing kami berpesan ”Jangan lupa sapa kalau kalian bertemu di desa ini, jika belum mengenalnya, insyaa allah kalian akan diterima dengan baik di sana” ucapnya. Rasa hati semakin penasaran dan ingin cepat tinggal di desa Kenongo.

Pada tanggal 7 Juli 2019 saya mulai tinggal di desa Kenongo, mulai awal memulai desa Kenongo, saya ingin membuktikan benar yang diucapkan oleh dosen pembimbing saya. Setiap Pagi disepanjang jalan poros desa Kenongo sebagian besar di dusun Precet banyak warga desa sebagian besar para petani bergantung di depan rumah untuk disiapkan pergi ke sawah atau ladang mereka. Dengan itu saya mencoba mengawali menyapa mereka dengan kata “Monggo” iya monggo. Monggo adalah kata dalam Bahasa Jawa yang berarti, kata ini biasa digunakan di pedesaan untuk menyapa orang yang belum pernah kenalnya. 

Setiap bertemu dengan warga desa Kenongo di jalan, saya bergabung dengan teman-teman selalu mengatakan “monggo” dan tidak lupa juga tersenyum kepada mereka, dan benar-benar mewakili kami dengan baik di sana. Setiap kami mengatakan "Monggo" warga desa akan menjawab dengan "Monggo Pinarak" yang artinya "mampir" atau "enggeh monggo" yang berarti "iya", dan tak lupa dengan senyuman hangat pastinya, hal ini dapat digunakan oleh kami saat ditanyakan dengan baik dan mereka senang dengan kehadiran kami, jadi tugas kami selanjutnya harus tetap mempertahankan hal tersebut.

Semakin berjalan waktu, hal ini juga sudah menjadi kebiasaan kami, kata “monggo” sudah melekat dilidah kami. Singkat cerita ada salah satu teman saya yang mendapat tugas untuk pergi ke Kota Malang, kota yang disukai masih individualisme. Karna sudah menjadi kebiasaan kompilasi didesa Kenongo saat bertemu dengan orang selalu menyapa dengan kata monggo, kompilasi ia bertemu salah satu mal di kota malang, ia menerjemahkan monggo ke salah satu satpam yang ia temui. Meskipun tidak mendapatkan respons tetapi hal ini dapat diambil hikmahnya bahwa “selalu biasakan untuk memulai dan menyebarkan sesuatu yang baik, sehingga tidak langsung mendapatkan respons yang baik”

Saya berharap semoga kebiasaan baik yang saya dan teman-teman dapatkan selama mengabdi selama satu bulan di desa Kenongo dapat terus istiqomah kami praktikan dimanapun kami dapat, dengan terus menyebarkan manfaat bagi orang lain. Dan semoga kebiasaan ini tetap menjadi budaya baik di Desa Kenongo agar tidak terkikis dengan budaya masyarkat individualisme yang muncul pada era saat ini.






coded by muchad with <3