Merawat Kehidupan dengan Ziyadah dan Muroja'ah

ADISTIA MURSYIDATUL KAMALIAH
17320072 . G.32.2020 . 4 years ago


Malang, Kamis (30/1/2020). Tahfizh al-Qur’an adalah kegiatan wajib yang dimiliki oleh Pondok Pesantren Ainurrohmah. Pesantren ini terletak di Dusun Wates, Desa Gondanglegi Wetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang. Dalam menghafalkan al-Qur’an terdapat dua hal yang harus dilakukan, yaitu ziyadah dan muroja’ah. Istilah ziyadah dan muroja’ah sudah tidak asing lagi bagi kalangan para penghafal al-Qur’an seperti di PP. Ainurrohmah ini. 

Ziyadah merupakan proses menambah hafalan baru. Biasanya, hafizh/ah menambah hafalan baru sebanyak satu kaca atau satu halaman al-Qur’an per hari. Namun, di pesantren ini tidak memberikan target ziyadah kepada santri-santrinya dalam artian ‘’ziyadah senyaman mereka wes’’. Disamping itu, juga terdapat istilah muroja’ah yang merupakan proses mengulang-ulang hafalan lama. Mereka terbiasa memuroja’ah hafalan al-Qur’an sebanyak seperempat juz sampai setengah juz al-Qur’an per hari.

Ziyadah dan muroja’ah sudah menjadi suatu tradisi rutinan setiap hari bahkan bisa dibilang rutinan setiap waktu di pesantren ini. Sebab terdengar lantunan ayat suci al-Qur’an tanpa henti di setiap sudut pesantren. Setoran ziyadah dan muroja’ah dilakukan setiap malam kecuali hari Jumat. Hal tersebut dilakukan lebih tepatnya sesudah sholat maghrib dan berakhir ketika adzan isya’ berkumandang. Para santri akan menyetorkan hafalan al-Qur’an mereka kepada penyimak hafalan. Penyimak hafalan atau yang biasa dikenal dengan mustami’/ah akan mengoreksi bacaan para santri apabila ditemukan kekurangan atau kelebihan bacaan, termasuk mengenai makharijul huruf dan hukum tajwidnya.

Sementara itu, para santri memulai hafalan mereka dari juz 30 kemudian berlanjut ke halaman depan juz 1. Ada pula yang memulai hafalannya dari juz 30, juz 29, juz 28, dan seterusnya. Memang tidak ada aturan khusus untuk menghafal dari juz awal ataupun akhir, agar para santri bebas menghafalkan juz al-Qur’an yang mereka suka. Dengan begitu, para santri bisa semangat menghafalkan al-Qur’an.

Pesantren ini juga mengapresiasi para santri yaitu dengan dilaksanakannya wisuda tahfizh setelah mereka berhasil menghafalkan minimal satu juz al-Qur’an. Wisuda tahfizh PP. Ainurrohmah dilaksanakan bersamaan dengan haflatul imtihan pesantren tersebut. Wisuda tahfizh ini tentunya dihadiri oleh orang tua para santri. Selain untuk membuat bangga orang tua, hal ini guna memotivasi mereka agar lebih giat lagi dalam menghafalkan al-Qur’an. 

Seketika saya teringat mutiara kalam KH. Abdullah Salam dari Kajen, Pati, Jawa Tengah. ‘’Al-Qur’an iku keramat. Sopo gelem ngrumat, bakal keramut. Sopo ora ngrumat, bakal keremet.’’ (Al-Qur’an itu kitab keramat. Siapa yang mau merawatnya, ia akan merawat kita. Siapa yang tidak mau merawat, maka kena laknat.) Dari situ, saya yakin al-Qur’an menjadi cahaya. Al-Qur’an menjadi petunjuk dan rahmat bagi setiap jiwa. Dan saya yakin, Al-Qur’an mengilhami kehidupan bagi semesta. 



Comments:
ALFI NUR HIDAYAH
17610004 . G.32.2020 . 4 years ago
masyaallah ustadzah distiii

ROICHANATUL MUZAYYANAH
18150080 . G.139.2021 . 3 years ago
MasyaAllah Ning adistia

DEVI PRAMITHA, M.Pd.I
devi211290 . VOL.2023 . 2 years ago
Lebih bagus lagi jika di lampirkan foto kegiatannya ya 🙂


coded by muchad with <3